Kehamilan lanjut
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah
gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya. Kehamilan
merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah
menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk
menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/
penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda
Kematian janin dalam rahim (IUFD) adalah
kematian janin setelah 20 minggu kehamilan tetapi sebelum permulaan persalinan.
Ini menyebabkan komplikasi pada sekitar 1 % kehamilan. Penyebab yang berakitan
antara lain komplikasi plasenta dan tali pusat, penyakit hipertensi, komplikasi
medis, anomali bawaan,infeksi dalam rahim dan lain-lain.
Kematian janin harus dicurigai bila ibu
hamil mengeluh tidak terasa gerakan janin, perut terasa mengecil, dan payudara
mengecil. Selain itu dari hasil pemeriksaan DJJ tidak terdengar sementara uji
kehamilan masih tetap positif karena plasenta dapat terus menghasilkan hCG.
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu
dengan kematian janin dalam rahim yaitu
janin mati terlalu lama dalam menimbulkan gangguan pada ibu. Bahaya yang
terjadi berupa gangguan pembekuan darah, disebabkan oleh zat-zat berasal dari
jaringan mati yang masuk ke dalam darah ibu.
Sekitar 80% pasien akan mengalami
permulaan persalinan yang spontan dalam 2 sampai 3 minggu kematian janin. Namun
apabila wanita gagal bersalin secara spontan akian dilakukan induksi
persalinan.
A.
Pengertian Deteksi Dini
Deteksi dini resiko kehamilan adalah
usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan, komplikasi dan penyulit
kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
Deteksi dini dalam pelayanan antenatal
adalah mengarah pada penemuan ibu hamil beresiko agar dapat ditangani secara
memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah. Untuk pengenalan
tanda-tanda kehamilan yang memiliki tanda bahaya dan komplikasi kehamilan
banyak poster -poster dan leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya
ibu-ibu hamil yang berkunjung dalam pelayanan antenatal maupun pada kegiatan
kunjungan rumah dalam pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan
juga suatu alat bantu yang lebih memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk
secara aktif mengamati sendiri kehamilannya. Alat bantu tersebut juga
bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam mengidentifikasi faktor resiko dan
komplikasi kehamilan sehingga dapat memberikan informasi dan saran yang tepat.
Alat bantu tersebut dikenal dengan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
B.
Berbagai Macam Tanda Bahaya
Kehamilan
1.
GERAKAN JANIN TIDAK TERASA
Ibu mulai merasakan gerakan janinnya
selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan janinnya
lebih awal. Jika janin tidur gerakannya akan melemah. Janin harus bergerak
paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah
terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan
baik. Yang termasuk tanda bahaya adalah bila gerakan janin mulai berkurang
bahkan tidak ada sama sekali. Assesmen yang mungkin adalah kematian janin dalam
rahim.
a.
Pengertian gerakan janin tiak terasa
Jika janin bergerak kurang dari 3 kali
dalam periode 3 jam atau ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22
minggu atau selama persalinan.
b.
Deteksi dini
- Pengumpulan data
Jika bayi sebelum nya bergerak dan
sekarang bergerak, tanyakan pada ibu kapan terkahir bergerak
- Pemeriksaan
Raba gerakan janin, dengarkan DJJ, jika
pemeriksaan radiologi tersedia konfirmasi kematian janin setelah 5 hari
- USG
Merupakan sarana diagnostik yang baik
untuk memastikan kematian janin.
c.
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh :
- Aktivitas ibu yang berlebihan
sehingga gerakan janin tidak terasa
- Kematian janin
- Perut tegang akibat kontraksi
berlebihan
- Kepala sudah masuk panggul pada
kehamilan atterm
d.
Komplikasi yang timbul adalah :
- IUFD
Kematian janin merupakan hasil akhir
dari gangguan pertumbuhan janin, kegawatan janin atau akibat infeksi yang tidak
terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati
- Fetal distress
Gawat janin terjadi bila janin tidak
menerima oksigen cukup, sehinga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terajdi
kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut.
- Nyeri perut yang hebat
e.
Penanganan umum
- Memberikan dukungan emocional kepada
ibu
- Menilai DJJ :
a.
Bila ibu mendaoat sedative tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian
nilai ulang
b.
Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang untuk mendengarkan
menggunakan stetoskop doppler.
2.
NYERI PERUT YANG HEBAT
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan
dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan
masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak
hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan
ektopik, aborsi, penyakit radang pelvis, persalinan preterm, gastritis,
penyakit kantong empedu, iritasi uterus, solutio placenta, infeksi saluran
kemih atau infeksi lainnya
a.
Pengertian nyeri perut
Nyeri perut merupakan keluhan nyeri pada
daerah perut. Nyeri memiliki dampak yang signifikan dalam kualitas hidup
wanita, mengakibatkan keletihan, ketegangan atau depresi. Nyeri perut pada kehamilan kurang dari 22
minggu mungkin merupakan gejala utama kehamilan ektopik atau abortus.
b.
Deteksi dini
- Tanyakan pada Ibu tentang
karakteristik dari nyeri, kapan terjadi, seberapa hebat, kapan mulai dirasakan.
- pada Ibu apakah ia mempunyai tanda
atau gejala lain seperti muntah, diare dan demam.
- Pemeriksaan
- Ukur TD, suhu dan nadi.
- Lakukan pemeriksaan eksternal (luar),
pemeriksaan internal (dalam), raba
kelembutan abdomen atau rebound
tenderness (kelembutan yang berulang)
- Periksa protein urine.
c.
Penyebab nyeri perut/panggul
- Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan
abnormal yang terjadi di luar rongga rahim, janin tidak dapat bertahan hidup
dan sering tidak berkembang sama sekali. Kehamilan ektopik disebut juga ectopic
pregnancy, ectopic gestation, eccecyesis. Kehamilan ektopik merupakan penyebab
kematian ibu pada umur kehamilan trimester pertama. Frekuensi kejadian
kehamilan ektopik berkisar 1: 14,6 % dari seluruh kehamilan.
- Apendisitis
Apendisitis atau radang usus buntu
adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu (apendiks). Usus buntu adalah
suatu bagian kecil usus yang terletak di daerah ujung usus besar (perut sebelah
kanan bawah), dekat tempat peralihan dari usus kecil ke usus besar. Bentuknya
seperti cacing (sering juga disebut dengan umbai cacing) dengan rongga sempit
di dalamnya. Apendisitis terjadi apabila ada makanan atau feses yang berjalan
dari usus halus masuk ke usus besar, tetapi kemudian tersangkut di dalam
apendiks dan terjadi peradangan (inflamasi) di sana. Apendisitis akut termasuk
kegawatdaruratan dalam bidang kesehatan anak, dan bila terjadi apendisitis
akut, maka usus buntu perlu dibuang dengan jalan operasi yang dinamakan
apendektomi.
- Kista
ovarium
Kista berarti kumpulan cairan. Karena
sebagian besar tumor terbentuk di ovarium cenderung mengandung cairan, yang
biasa dan populer disebut sebagai "kista ovarium".
- Sistitis
Sistitis merupakan penyakit radang
kandung kemih atau saluran kencing, mungkin kita lebih mengenalnya sebagai
anyang-anyangan. Sistitis lebih banyak dialami oleh wanita daripada pria. Ini
disebabkan oleh adanya perbedaan pada bentuk kelamin antara wanita dan pria
- Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan yang
biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum).
Peradangan ini merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat
penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen (misalnya apendisitis, salpingitis,
perforasi ulkus gastroduodenal), ruptura saluran cerna, komplikasi
pascaoperasi, iritasi kimiawi, atau dari luka tembus abdomen.
d.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri
perut hebat antara lain :
-
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan
abnormal yang terjadi di luar rongga rahim, janin tidak dapat bertahan hidup
dan sering tidak berkembang sama sekali. Kehamilan ektopik disebut juga ectopic
pregnancy, ectopic gestation, eccecyesis. Kehamilan ektopik merupakan penyebab
kematian ibu pada umur kehamilan trimester pertama. Frekuensi kejadian
kehamilan ektopik berkisar 1: 14,6 % dari seluruh kehamilan.
- Pre eklamsia
Kondisi ibu yang disebabkan oleh
kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda -tanda oedeme
(pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi,
dan terdapat proteinuria pada
pemeriksaan urine dari laboratorium (Rochjati, 2003). Kematian karena eklampsia
meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat
- Persalinan premature
Persalinan Prematur adalah persalinan
yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Persalinan prematur
bisa merupakan suatu proses normal yang dimulai terlalu dini atau dipicu oleh
keadaan tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi cairan ketuban. Sebagian
besar kasus persalinan prematur penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Faktor resiko terjadinya persalinan
prematur:
- Pernah mengalami persalinan prematur
pada kehamilan terdahulu
- Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3)
- Pernah mengalami aborsi
- Memiliki serviks yang abnormal
- Memiliki rahim yang abnormal
- Menjalani pembedahan perut pada saat
hamil
- Menderita infeksi berat pada saat
hamil
- Pernah mengalami perdarahan pada
trimester kedua atau ketiga
- Berat badan kurang dari 50 kg
- Pernah memakai DES (dietilstilbestrol)
- Merokok sigaret atau makakai kokain
- Tidak memeriksakan kehamilan.
- Solusio plasenta
Solusio Plasenta Adalah suatu keadaan
dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari pelekatannya sebelum janin
lahir, terjadi pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat janin 500 gram.
Tanda dan gejalanya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat dan
tidak dapat tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri
tekan pada uterus, DJJ dapat normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil,
perdarahan tersembunyi dan syok. Penanganannya adalah atasi syok dan anemia,
tindakan operatif (SC atau partus pervaginam).
-
Abortus
Abortus adalah penghentian atau
pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta
selesai.
- Rupture uteri imminens
Perdarahan dapat terjadi intraabdominal
atau melalui vagina kecuali jika kepala janin menutupi rongga panggul.
Perdarahan dari ruktura uteri pada ligamentum latum tidak akan menyebabkan
perdarahan intraabdominal.
e.
Penangan umum
- Lakukan segera pemeriksaan umum
meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
- Jika dicurigai syok, mulai pengobatan
sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi ketat karena keadaan
dapat memburuk dengan cepat.
- Jika ada syok segera terapi dengan
baik
C.
Pengetahuan dan persiapan yang dapat dilakukan ibu menurut MNH
(Maternal and Neonatal Health Program) :
a.
Memilih tenaga kesehatan dan tempat melahirkan pada waktu periksa hamil.
b.
Mengenali persalinan yang normal dan memahami persiapan menghadapi
persalinan.
c.
Mengenali tanda-tanda bahaya dan melaksanakan persiapan menghadapi
komplikasi.
d.
Mengetahui sistem transportasi, tahu ke mana harus pergi bila terjadi
keadaan darurat, serta siapa yang akan tinggal untuk menjaga keluarga.
e.
Memiliki tabungan pribadi dan dapat mengaksesnya bila diperlukan.
D.
Upaya yang dapat dilakukan ibu dalam deteksi dini terhadap komplikasi
kehamilan :
a.
Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit paling sedikit 4
kali selama masa kehamilan.
b.
Dengan mendapat imunisasi TT 2x.
c.
Bila ditemukan kelainan-kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering sering dan lebih infektif.
d.
Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi gizi seimbang
E.
Hal-hal yang dapat dilakukan seorang ibu untuk menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan:
a.
Dengan mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan secara dini.
b.
Segera Posyandu, Puskesmas, atau Rumah Sakit terdekat bila ditemukan
tanda-tanda bahaya kehamilan tersebut
F.
Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya deteksi dini seseorang terhadap
komplikasi kehamilan:
a.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang
mendukung perilaku ibu dalam
upaya deteksi dini komplikasi kehamilan.
Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mudah memperoleh informasi tentang
kesehatan.
b. Informasi
Menurut Snehandu B.Kar (Notoatmodjo,
2003) informasi tentang kesehatan
mempengaruhi seseorang dalam hal upaya
deteksi dini komplikasi kehamilan. Upaya deteksi dini seseorang yang rendah
disebabkan karena
tidak atau kurangnya memperoleh
informasi yang kuat.
c. Budaya
Menurut WHO (Notoatmodjo, 2003) upaya
deteksi dini seseorang juga dipengaruhi oleh faktor budaya. Kebudayaan ini
terbentuk dalam waktu yang
lama sebagai akibat dari kehidupan suatu
masyarakat bersama.
d.
Sosial Ekonomi
e. Menurut WHO (Notoatmodjo, 200 3)
faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap seseorang dalam upaya deteksi dini
komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga juga berperan bagi seseorang
dalam mengambil keputusan bertindak termasuk tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar