KONSEPSI
DAN PERKEMBANGAN JANIN DI DALAM RAHIM
Konsepsi adalah hasil proses pembuahan sel sperma
pada telur yang kita kenal dengan istilah fertilisasi. Periode ini adalah awal
terjadinya kehamilan pada seorang wanita. Sang calon ibu mungkin tidak
menyadari proses ini terjadi dalam tubuhnya, karena tidak ada perubahan atau
gangguan yang dirasakan ibu. Akan tetapi, periode ini sampai trimester pertama
(tiga pertama) adalah masa yang sangat penting dan kritis bagi perkembangan
janin, karena merupakan masa pembentukan awal yang sangat memengaruhi
pertumbuhan dan kehidupan janin selanjutnya sampai lahir.
Pranatal atau perkembangan di dalam rahim
berlangsung sekitar 9 bulan hitungan kalender matahari (10 bulan kalender
bulan) atau 38–40 minggu, bergantung metode penghitungan yang digunakan.
(Hitungan kalender bulan adalah 28 hari). Jika dihitung dari hari terjadinya
konsepsi, tahapan kehidupan ini berlangsung selama 38 minggu atau 9½ bulan
kalender bulan. Jika dihitung dari hari pertama haid terakhir, rata-rata lama
masa pranatal adalah 10 bulan kalender bulan atau 40 minggu.
Biasanya, masa kehamilan dibagi ke dalam 3 periode
yang disebut trimester, masing-masing trimester berlangsung selama 3 bulan.
Setiap trimester memiliki tanda-tanda tertentu yang menandai perubahan
perkembangan pada ibu dan janin. Dua fase perkembangan dalam rahim juga
berdasarkan penghitungan trimester.. Fase embrionik di trimester pertama dan
fase janin trimester kedua dan ketiga.
Fase embrionik merupakan periode perkembangan ovum
yang telah dibuahi menjadi organisme yang memiliki sebagian besar bentuk
manusia. Periode ini meliputi 8 minggu usia kehamilan.
Dalam 3 minggu pertama kehidupan, jaringan embrio
berdiferensiasi menjadi 3 lapisan—ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan
tengah), dan endoderm atau entoderm (lapisan dalam). Ektoderm dan endoderm
terbentuk pada minggu ke-2; mesoderm terbentuk pada minggu ke-3. Dari permulaan
minggu ke-3 hingga minggu ke-8 setelah konsepsi, ketiga lapisan tersebut membentuk
struktur dasar seluruh sistem dan organ kompleks tubuh. Sebagai contoh, lapisan
ektoderm membentuk otak dan tulang belakang, mesoderm membentuk jantung, dan
endoderm membentuk kandung kemih dan uretra (Pillitteri, 200
Tiga peristiwa lain yang terjadi selama tiga minggu
pertama kehamilan:
Embrio tertanam di endometrium uterus.
Membran
janin berdiferensiasi menjadi korion, bakal plasenta dan amnion, serta bakal
kantung amnion.
Plasenta
mulai berfungsi. Plasenta merupakan organ datar berbentuk pipih dan memiliki
banyak sistem sirkulasi darah. Normalnya, plasenta terbentuk di segmen atas
endometrium uterus (lapisan dalam rahim). Fungsinya untuk pertukaran nutrisi
dan gas antara embrio atau janin dan ibu.
Perkembangan fase janin dikarakteristikkan dengan
periode pertumbuhan ukuran janin yang cepat. Faktor genetik dan lingkungan
memengaruhi pertumbuhan janin.
Pada akhir trimester ke-2, atau usia 6 bulan menurut
kalender bulan, bentuk janin menyerupai bayi yang kecil. Lemak yang terdapat di
bawah kulit sangat sedikit sehingga kulit tampak berkerut, merah, dan
transparan. Pembuluh darah yang terdapat di bawahnya terlihat jelas. Lapisan
pelindung, yang disebut verniks kaseosa, mulai terbentuk pada kulit.
Substansinya menyerupai keju dan berwarna putih, yang menempel pada kulit dan
tebalnya sampai seperdelapan cm saat lahir. Lanugo, yaitu rambut-rambut halus,
juga menutupi tubuh. Pada usia kehamilan sekitar 5 bulan, ibu pertama kali
merasakan gerakan janin (quickening), dan denyut jantung janin dapat didengar.
Pada akhir trimester ke-3 (9½ bulan menurut kalender
bulan), janin telah berkembang kurang lebih mencapai pajang badan 50 cm dan
berat janin 3,2–3,4 kg. Lanugo menghilang, dan warna kulit lebih normal dan
kerutan pada kulit berkurang. Lemak subkutan yang bertambah membuat bayi tampak
lebih montok; masa dua bulan terakhir di dalam rahim sebagian besar bertujuan
untuk meningkatkan berat badan janin. Kotak 22–1 berisi daftar faktor-faktor
maternal yang dapat menyebabkan risiko bayi BBLR (berat badan lahir rendah)
lebih tinggi.
Perubahan
yang Terjadi pada Ibu
Selama tahap perkembangan di dalam rahim, embrio
atau janin bergantung pada aliran darah ibu melalui plasenta untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya guna bertahan hidup. Kesehatan ibu sangat penting untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan janin yang sesuai masa kehamilan.
Beberapa faktor pada ibu yang meningkatkan risiko
BBLR
Berat badan sebelum kehamilan rendah (di bawah
normal)
Pertambahan berat badan selama kehamilan kurang dari
10,5 kg
Perawatan pranatal yang kurang
Berusia 16 tahun atau kurang atau 35 tahun atau
lebih
Tingkat sosial ekonomi
rendah
Nutrisi yang buruk selama kehamilan
Merokok selama kehamilan
Mengonsumsi obat-obatan terlarang atau alkohol
selama kehamilan
Komplikasi selama kehamilan, status kesehatan yang
buruk, terpajan infeksi
Tingkat stres yang tinggi, termasuk penganiayaan
fisik dan emosi
Oksigen
Aliran darah ibu hamil mengalami peningkatan sebesar
sepertiga aliran darah normal untuk memenuhi kebutuhan oksigen janin, dan
mencapai puncaknya pada 8 bulan kehamilan; frekuensi pernapasan meningkat
sekitar 40%, curah jantung meningkat secara bermakna. Pada awalnya, jantung
embrio berada di bagian luar tubuh, tetapi organ tersebut masuk ke dalam dada
pada awal trimester ke-2. Oleh sebab itu, apabila terjadi gangguan pada
trimester ke-2 ini, bayi dapat mengalami kelainan letak jantung.
Sirkulasi janin mengalir dari plasenta melalui dua
arteri umbilikus yang membawa darah yang miskin oksigen keluar dari janin.
Setelah 20 minggu kehamilan, denyut jantung janin dapat didengar melalui
fetoskop (alat khusus untuk mendengar detak jantung janin); pada usia 10 bulan,
denyut jantung dapat didengar dengan menggunakan stetoskop Doppler
ultrasonografi.
Nutrisi
dan Cairan
Janin memperoleh makanan dari sirkulasi plasenta dan
dengan menelan cairan amnion. Kebutuhan nutrisi terpenuhi pada ibu yang
melakukan diet seimbang dengan kandungan kalori yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan janinnya.
Asam folat, salah satu jenis vitamin B, dalam jumlah
yang cukup penting untuk mencegah defek tuba neural atau NTD [neural tube
defect] (contohnya, spina bifida) pada janin. Salah satu tujuan Healthy People
2010 adalah untuk meningkatkan proporsi kehamilan yang dimulai dengan pemenuhan
kadar asam folat optimum (USDHHS, 2000). Defek tuba neural terjadi pada
minggu-minggu pertama perkembangan janin. Oleh sebab itu, wanita yang
berkemungkinan hamil dianjurkan mengonsumsi 400 mikrogram asam folat per hari.
Wanita juga dianjurkan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung folat
(seperti sayuran hijau, jeruk, kacang polong kering) dan suplemen vitamin yang
mengandung asam folat.
istirahat
dan AktivIsitas
Janin tidur hampir sepanjang waktu tetapi tetap
membentuk pola tidur-bangun yang dapat terus berlanjut setelah lahir. Aktivitas
janin dapat dirasakan oleh ibu antara bulan keempat dan kelima kehamilan.
Pengeluaran
Feses dan Kemih
Feses janin yang dibentuk di usus berasal dari
cairan amnion yang tertelan selama di dalam rahim, tetapi normalnya tidak
dikeluarkan hingga setelah kelahiran. Oksigenasi janin yang tidak adekuat
selama trimester ke-3 dapat menyebabkan relaksasi sfingter anus dan keluarnya
feses ke dalam cairan amnion. Normalnya, urine dikeluarkan ke dalam cairan
amnion pada saat ginjal matur (16–20 minggu).
Pengaturan
Suhu
Cairan amnion yang mengelilingi janin dapat
menciptakan lingkungan dengan suhu yang konstan. Perubahan yang bermakna pada
suhu tubuh ibu dapat mengubah suhu cairan amnion dan janin. Suhu tubuh yang
meningkat secara bermakna akibat penyakit, berendam di air panas, atau sauna
dapat menyebabkan bayi cacat lahir.
Keselamatan
Sistem tubuh terbentuk selama periode embrionik. Hal
ini menyebabkan embrio sangat rentan mengalami kerusakan oleh zat-zat yang
bersifat teratogen, yaitu zat-zat yang dapat membahayakan perkembangan sel-sel
normal pada embrio atau janin (Venes, 2001). Pengetahuan adanya kemungkinan
kehamilan sangat penting pada pemberian obat-obatan yang bersifat teratogen
untuk menghindari efek yang merusak pada janin. Selain itu, wanita harus
menghindari pemeriksaan radiografi (sinar-x).
Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol dapat
mempengaruhi lingkungan janin. Menurut para ahli merokok selama kehamilan
dianggap sebagai penyebab berat badan lahir rendah atau BBLR dan juga dikaitkan
dengan bayi lahir mati, sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death
syndrome [SIDS]), palatum sumbing (sumbing di bagian langit-langit mulut), dan
bibir sumbing. Curet dan Hsi (2002) melaporkan bahwa “pajanan alkohol selama
periode kehamilan meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, abnormalitas
perkembangan dan perilaku, aborsi spontan, dan bayi lahir mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar